Click here for Myspace Layouts

Minggu, 24 Maret 2013

Keasaman Asam Karboksilat

PENGANTAR

Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan karboksil, suatu istilah yang berasal dari karbonil dan hidroksil. Gugusan yang terikat pada gugusan karboksil dalam asam karboksilat bisa gugus apa saja, bahkan bisa gugus karboksil lain.
Dalam asam karboksilat gugus -COOH terikat pada gugus alkil (-R) atau gugus aril (-Ar). Meskipun yang mengikat gugus –COOH daspat berupa gugus alifatik atau aromatic, jenuh atau tidak jenuh, tersubstitusi atau tidak tersubstitusi sifat yang diperlihatkan oleh gugus –COOH tersebut pada dasarnya sama. Di samping terdapat asam yang mengandung satu gugus karboksil (asam monokarboksilat), diketahui juga terdapat asam yang memiliki dua gugus karboksil (asam dikarboksilat) dan tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat). Perbedaan banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang mendasar. Pada bidang biologi, terdapat gugus asam dengan derajat keasaman yang rendah, misalnya gugus -OH, -SH, gugus enol, gugus fenol. Senyawa bio-organik dengan gugus semacam ini tidak digolongkan sebagai asam organik. Contoh senyawa tersebut antara lain: asam laktat, asam asetat, asam format, asam sitrat dan asam oksalat
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kestabilan anion berarti akan menaikkan keasaman, dan faktor-faktor yang mengurangi kestabilan anion akan menyebabkan penurunan keasaman suatu asam karboksilat. Menurut teori asam-basa Bronsted Lowry, bila suatu asam karboksilat bersifat asam kuat, maka basa konjugasinya bersifat basa lemah, sebaliknya bila suatu asam karboksilat bersifat asam lemah, maka basa konjugasinya bersifat basa kuat.
KEASAMAN ASAM KARBOKSILAT
  •   Asam karboksilat terionisasi di dalam air membentuk larutan yang bersifat sedikit asam.
  •   Keasaman asam karboksilat ¹ asam-asam anorganik karena asam karboksilat terionisasi sebagian di dalam air --> asam lemah   
  •   Dibanding dengan alkohol, Ka asam karboksilat lebih besar  karena asam karboksilat dapat beresonansi   
  • Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa (NaOH) membentuk garam karboksilat  .
Resonansi dan kekuatan asam

Sebab utama asam karboksilat bersifat asam adalah resonansi stabil dari ion karboksilat. Kedua struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen; muatan negatif dipakai sam oleh kedua atom oksigen.
Delokalisasi dari muatan negatif ini menjelaskan mengapa asam karboksilat lebih asam daripada fenol. Walaupun ion fenoksida merupakan resonansi stabil kontribusi utama struktur resonansi mempunyai muatan negatif berada pada satu atom.

Efek induksi ( induktif) dan Kekuatan Asam

Efek induksi adalah : Suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu molekul (lewat ikatan σ).
Dan efek itu dapat dinyatakan sebagai I + dan I
I + jika subtituen yang terikat mendorong elektron ( melepaskan e - )
I - jika subtituen yang terikat menarik Elektron ( mengambil e - )
Efek induksi dari gugus yang terikat pada rantai R dari asam karboksilat (gugus COOH)
                                       H2 O
R – COOH                        H+  + R - COO
Bila ada gugus yang terkait pada alkil dari asam karboksilat bersifat menarik elektron, maka efek induktif akan diteruskan kesemua atom, oksigen dari hidroksida pada asam menjadi relatif lebih positif, hydrogen mudah lepas kesamaan karboksilat bertambah.
Contoh         :         Bandingkan keasaman dari CH3 COOH pka = 4,80 dan
                   Cl – CH2 – COOH pka = 2,86 
Bila ada gugus yang terikat pada alkil dari asam karboksilat bersifat mendorong elektron, maka efek induktif akan diteruskan kesemua atom, oksigen dari hidroksida pada asam menjadi relatif lebih negatif, hidrogen sukar lepas keasmaan karboksilat berkurang.
Contoh         :         Bandingkan keasaman dari CH3 COOH pka = 4,80 dan
                   (CH3)3 C – COOH pka = 5,05 dan
Catatan        :1. pka adalah = - log ka, jika pka kecil berarti asam kuat dan sebaliknya
                   2. Keasaman lebih besar berarti kebasaan lebih kecil dan sebaliknya.
 Efek Induksi (E elektrostatik) akan berkurang dengan adanya jarak gugus induksi dengan pusat reaksi (COOH). Bandingkan keasaman senyawa :
2.1). Cl –(CH2)2 –COOH    pka = 4,0  dan
2.2). Cl –CH2 –COOH       pka =2,86

Menurut consensus :
v  Gugus yang menarik elektron lebih dari atom H disebut I-
v  Gugus yang mendorong electron lebih besar dari atom H disebut I- .

Factor lain disamping resonansi stabil dari ion karboksilat mempengaruhi keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat lebih kuat dari asam asetat.
Makin besar penarikan elektron oleh efek induktif, lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik elektron dan merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam trikhloroasetat mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam dikhloroasetat.
 
PERMASALAHAN :

1. Mengapa asam Karboksilat bersifat sangat asam dibandingkan alkohol? seperti yang kita ketahui Asam karboksilat adalah hasil reaksi oksidasi dari alkohol, dapatkah reaksi oksidasi ini menjelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi? 
2. jika ditinjau dari segi efek induksi, asam karboksilat mana yang memiliki kekuatan asam nya yang paling besar, asam karboksilat pada  alkil yang berantai panjang atau pada alkil yang berantai pendek dan apakah jika semakin panjang rantai alkilnya (CH3) maka akan mempengaruhi keasaman dari senyawa tersebut atau tidak?  mohon penjelasannya. trimakasih

5 komentar:

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari Febe no.1

    Pada literatur yang saya baca, asam asetat seratus ribu juta kali lebih asam dibandingkan etanol.

    Satu-satunya perbedaan pada strukturnya ialah penggantian gugus CH2 (pada etanol) oleh gugus karbonil. Namun, kita lihat bahwa atom karbonil membawa muatan positif yang cukup besar. Muatan ini membuatnya jauh lebih mudah untuk menempatkan muatan negative pada atom oksigen disebelahnya, yang memang beginilah yang terjadi jika kita mengionkan proton dari gugus hidroksil.

    Pada ion etoksida, muatan negative didelokalisasi pada satu atom oksigen. Sebaliknya, pada ion asetat, muatan negative dapat didelokalisasi melalui resonansi.
    Muatan negative disebar sama rata pada dua oksigen, sehingga setiap oksigen pada ion karboksilat membawa hanya setengah muatan negative. Dibandingkan ion etoksida, ion asetat distabilkan oleh resonansi, dan stabilisasi ini membantu mendorong kesetimbangan. Akibatnya, lebih banyak H+ yang dibentuk dari asam asetat dibandingkan dari etanol.

    Berdasarkan kedua alasan ini, muatan positif pada karbon karbonil dan delokalisasi pada ion karboksilat, asam karboksilat lebih asam dibandingkan alcohol.

    Semoga membantu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar atau salah kalau gugs nitro pada posisi para terhadap gugus karboksilat mempunyai komponen efek resonansi dan efek induksi, sedangkan pada posisi meta hanya efek resonansi

      Hapus
  2. Saya akan mencoba mwnjawab pwertanyaan no 1.

    Dari literatur yang saya baca, asam karboksilat bersifat lebih asam daripada alkohol disebabkan karena adanya resonansi stabil dari ion karboksilat. Kedua struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen, muatan negatif dipakai sama oleh kedua atom O. Sebagai perbandingan antara metanol dengan asam asetat. Metanol merupakan asam yang sangat lemah (sekitar 10-100 kali lebih lemah daripada air). Asam asetat bersifat lebih kuat dari metanol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi sedangkan basa konjugat dari metanol hanya dapat distabilkan oleh keelektronegatifan dari atom oksigen.

    Selain resonansi, pada asam karboksilat efek induksi juga berpengaruh pada tingkat keasaman.Delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat lebih kuat dari asam asetat.

    Semoga membantu :)

    BalasHapus
  3. Saudari Febe saya akan mencoba menjawab permasalahan anda no 1 :
    Menurut literatur yang saya baca, perbandingan sifat asam dapat dilihat dari stabilitas basa konjugasinya. Asam karboksilat terdisosiasi menghasilkan ion karboksilat sebagai basa konjugasinya, sedangkanalkohol terdisosiasi menghasilkan basa konjugasi yaitu ion etoksida, muatan negatif pada ionkarboksilat dapat beresonansi diantara kedua atom O, sehingga kemampuan untuk menerimaion H+(sifat basa) lebih rendah dibandingkan dengan ion etoksida dimana muatan negatifnya terlokalisasi sehingga memiliki kemampuan mengikat ion H+yang lebih besar, dengan demikian menurut teori asam basa bronsted lowry, ion karboksilat kurang bersifat basa dibandingkan ion alkoksida, dengan kata lain, asam karboksilat lebih bersifat asam daripada alkohol.
    contoh lainnya :
    Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanyadistabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen. Keasaman aseton diperlihatkan dengan basa konjugat yang terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, satu dari bentuk resonansinya menyetabilkan muatan negatif dengan memindahkan muatan tersebut pada atom oksigen.
    jadi,alasan asam karboksilat lebih asam dari alkohol karena muatan negatif pada ion karboksilat dapat beresonansi diantara kedua atom O pada alkohol, sehingga kemampuan untuk menerima ion H+(sifat basa) lebih rendah dibandingkan dengan ion etoksida dimana muatan negatifnya terlokalisasi sehingga memiliki kemampuan mengikat ion H+. basa konjugasi dari asam karboksilat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugasi dari alkohol hanyadistabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.inilah yang menyebabkan asam karboksilat lebih asam dari alkohol walaupun asam karboksilat merupakan produk dari reaksi oksida alkohol

    semoga dapat membantu ^_^


    BalasHapus
  4. Menurut literatur yg saya baca, Mengapa asam Karboksilat bersifat sangat asam dibandingkan alkohol
    Itu dikarenakan Asam asetat bersifat lebih kuat dari metanol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi sedangkan basa konjugat dari metanol hanya dapat distabilkan oleh keelektronegatifan dari atom oksigen.
    Dan efek induksi yang terjadi pada elekron asam menyatakan kenaikan keasaman atatu penurunan keasaman suatu asam karboksilat.
    Menurut saya itulah sebabnya asam karboksilat lebih bersifat asam dibandingkan alkohol. Smga membantu

    BalasHapus